Kamis, 20 Juni 2013

SUASANA LAHAN PRAKTIKUM

agroekoteknologi 1

monokultur kacang tanah

monokultur dan tumpang sari


Arachis hypogea

agrooo

lahan kita

tumpangsari jagung & kacang tanah

kelompok 3

kelompok 3

lahan

tumpang sari

telur belalang

bedengan

apa ini?

bedengan2

bedengan 3

penyiangan


cpreet

kelompok 3

Kamis, 13 Juni 2013

CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM


I.         PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang

Dalam bidang ilmu perlindungan tanaman, dibahas jenis-jenis hama dan penyakait tanaman yang tentu saja disebabkan oleh patogen. Patogen merupakan segala bentuk gangguan pada tanaman yang disebabkan oleh hama, virus, bakteri, cendawan, dan nematoda. Serangan yang ditimbulkanpun berbeda. Contoh, nematoda sebagai penyebab penyakit layu pada nanas.
Nematoda merupakan mikroorganisme yang berada didalam tanah, pada umumnya terdapat pada daerah perakaran tanaman. Untuk dapat mengamati nematoda, diperlukan langka-langkah tertentu yaitu dengan ekstraksi. Ekstraksi dilakukan akar nematoda dapat terpisah dari sampah-sampah yang dapat mengganggu pengamatan.
Oleh sebab itu, pada praktikum kali ini akan membahas mengenai cara ekstraksi nematoda tanah dan pengenalan nematoda.

1.2   Tujuan

1)   Untuk mengetahui cara ekstraksi nematoda dari tanah.
2)   Untuk mengenal nematoda secara mikroskopis.



II.     TINJAUAN PUSTAKA

Nematoda
Nematoda merupakan organisme yang mempunyai struktur sederhana. Nematoda dewasa tersusun oleh ribuan sel-sel somatik, ratusan sel diantaranya membentuk sistem reproduksi. Tubuh nematoda berupa tabung yang disebut sebagai pseudocoelomate. Gerakan nematoda dalam media air biasanya meliuk-liuk seperti ular. Nematoda dapat ditemukan di tanah, air tawar, air laut dan di jaringan tanaman dan jaringan binatang (nematoda parasit binatang). Jenis-jenis nematoda yang ditemukan di alam dapat bertindak sebagai parasit dan saprofitik.
Nematoda parasitik biasanya dapat dijumpai di dalam tubuh inang. Nematoda parasitik tanaman dapat menyerang bagian tanaman sesuai dengan sifat parasitasi nematoda itu sendiri. Ada yang bersifat ektoparasit, endo parasit ataupun ekto-endo parasit. Bagian tanaman yang terserang dapat berupa akar, batang, daun, dan bahkan pada bagian biji. Gejala dan tanda serangan nematoda pada tanaman dapat dilihat pada bagian tanaman yang berada di atas tanah maupun yang berada di dalam tanah.
Klas nematoda terdiri dari bebrapa spesies tidak hanya bersifat parasitik terhadap manusia, namun juga terhadap binatang, tumbuhan baik yang diusahakan maupun liar.
Nematoda memiliki karakteristik yang berbeda disetiap familinya. Antara lain sebagai berikut:
Deskripsi karakteristik famili nematoda:
1)    Tylenchidae
Kerangka kepala tidak ada atau kurang berkembang, Stilet kecil. Baik jantan maupun betina aktif, berupa nematoda berbentuk memanjang. Ovarium tunggal, vulva terletak di antara pertengahan panjang tubuh dan anus. Ekor nematoda betina meruncing. Nematoda jantan mempunyai sayap ekor tetapi tidak mencapai ujung ekor. Kelenjar esofagus berada di dalam basal bulbus sebagian kecil tumpang tindih dengan usus.
2)    Tylenchorhynchidae
Kerangka kepala lemah sampai sedang. Stilet berkembang dengan basal knob. Kedua jenis kelamin aktif, berbentuk memanjang dengan panjang 0,8-1,5 mm. Mempunyai dua ovarium. Vulva terletak di tengah panjang tubuhnya. Ujung ekor betina membulat atau meruncing. Sayap ekor memanjang sampai ujung ekor. Kelenjar esofagus di dalam basal bulbus.
3)    Pratylenchidae
Kerangka kepala mengeras dan nampak jelas. Kedua jenis kelamin aktif, tubuhnya memanjang. Kepada pada dua jenis kelamin rendah, lebar dan membulat atau bagian anterior mendatar  (kecuali pada Radopholus), lebar kira-kira setengah sampai tiga perlima panjang stilet. Stilet kekar dengan basal knob besar. Tiga kelenjar esofagus pada lobus bertindihan dengan usus. mempunyai satu atau dua ovarium. Panjang ekor betina dua kali atau lebih lebar dari bagian anus. Sayap ekor mencapai ujung ekor.
4)    Hoplolaimidae
Kepala tinggi, membulat konoid atau lebar membulat. Kedua jenis kelamin aktif. Berbentuk memanjang. Kerangka kepala berkembang baik. Stilet lebar dengan basal knob nampak jelas. Kelenjar esofagus tumpang tindih dengan usus. Anulasi pada kutikula terlihat dengan jelas. Mempunyai satu atau dua ovarium. Ekor yang betina pendek, biasanya kurang dari dua kali lebar tubuh bagian anus. Sayap ekor meluas sampai ujung ekor.
5)    Belonolaimidae
Jantan dan betina vermiform, anulasi jelas. Kepala berlekuk, kerangka kepala sedang, stilet silindris dan panjang. Kelenjar esofagus di dalam lobus dan bertindihan dengan usus. Mempunyai dua ovarium. Ekor yang jantan membulat, paling sedikit dua kali atau lebih lebar dari tubuh bagian anus. sayap ekor mencapai ujung ekor.
6)    Heteroderidae
Tubuh betina menggelembung (seperti buah per, jeruk), jantan vermiform dan aktif bergerak. Kerangka kepala betina lembek tidak mengeras sedang yang jantan berkembang dengan baik. Tidak mempunyai sayap ekor. Pada betina Heterodera dan Globodera mempunyai kista, sedang pada Meloidogyne tetap lunak. Mempunyai dua buah ovarium. Vulva terdapat pada bagian ujung belakang tubuh bagian tengah.
7)    Criconematidae
Anulasi kutikula kasar, pada beberapa jenis anulasi berbentuk sisik yang saling tumpang tindih. Metakorpus besar dan oval menyatu dengan prokorpus. Berupa lembaran seperti bulan sabit yang memanjang. Isthmus pendek dan ramping. Kelenjar dalam basal bulbus kecil. Ovarium tunggal, vulva terletak di bagian belakang tubuh. Jenis kelamin jantan tidak ada atau mengalami degradasi. Pada beberapa jenis memiliki stilet sangat panjang pada yang betina.
8)    Paratylenchidae
Bertubuh kecil, esofagus seperti Criconematidae. Anulasi halus, tidak memiliki hiasan atau tumpang tindih. Mempunyai satu ovarium, vulva terletak pada tubuh bagian belakang. Stilet betina berkembang baik, sedang pada jantan mereduksi.
9)    Tylenchulidae
Tubuh betina seperti kantung atau setengah bola. Esofagus seperti Criconematidae, stiletnya pendek, pada betina stilet berkembang dengan baik sedang pada yang jantan mereduksi atau tidak memiliki stilet.
10)    Aphelenchoididae
Kelenjar esofagus dorsal bermuara di dalam metakorpus anterior yaitu pada lembaran yang berbentuk seperti bulan sabit. Metakorpus besar. Stilet tanpa knob jelas. Mempunyai satu ovarium. Spikula berbentuk seperti duri. Bidang lateral memiliki takik yang berjumlah kurang dari enam buah.
11)    Longidoridae
Tubuh berukuran panjang, silindris dan ukuran stilet sangat panjang. Memiliki esofagus dengan bagian anterior yang berotot panjang dan bagian posterior yang berkelenjar besar dan pendek.
12)    Trichodoridae
Nematoda bertubuh pendek, lebar dengan kutikula tebal dan melengkung, mempunyai stilet yang terdiri atas tiga bagian. Bentuk ekor tumpul dan membulat. Kelenjar esofagus membentuk basal bulbus.

Metode Ekstraksi Nematoda
Ekstraksi nematoda adalah cara untuk memisahkan nematoda dari jaringan tanaman atau dari gumpalan tanah. Ekstraksi nematoda dapat dilakukan baik secara sederhana maupun dengan peralatan sentrifus. Perbedaan cara yang dipilih untuk mengekstraksi nematoda didasarkan pada tujuan dari ekstraksi itu sendiri.
Beberapa teknik ekstraksi yang dapat dilakukan adalah  metode dekantasi, Baskom, Baermann, Corong Semprot, Flotasi, Sentrifus, dan ekstraksi nematoda kista.




III.   METODOLOGI

3.1   Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ekstraksi nematoda ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 5 juni 2013 pukul  13.10 WIB sampai selesai, bertempat di Laboraturium Bioteknologi Fakultas  Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ( UNTIRTA ).

3.2   Alat dan Bahan Praktikum
3.2.1   Alat-alat praktikum
1)   Gelas jam/gelas piala;
2)   Labu erlenmeyer;
3)   Sprayer;
4)   Cawan petri;
5)   Mikroskop;
6)   Saringan khusus ukuran 500, 300,100, dan 45;
7)   Saringan santan;
8)   Kertas saring;
9)   Baki;
10)    Ember.
3.2.2   Bahan-bahan Praktikum
1)   100 gr tanah sampel;
2)   1000 mL air bersih;

3.3   Cara Kerja
1)   Siapkan 1000 mL air dan 100 gr tanah sampel;
2)   Campurkan tanah dengan air dalam labu erlenmeyer, Aduk hingga homogen;
3)   Larutan tanah disaring menggunakan saringan berukuran 500 (penyaringan pertama);
4)   Hasil penyaringan pertama disaring kembali menggunakan saringan ukuran 300 (penyaringan kedua);
5)   Hasil penyaringan kedua disaring menggunakan saringan ukuran 100 (penyaringan ketiga);
6)   Hasil penyaringan ketiga disaring kembali menggunakan saringan ukuran 45; lakukan 2 kali untuk mendapatkan 2 suspensi.
7)   Bersihkan hasil sisa dari penyaringan di ukuran 45 dengan menggunakan sprayer dan ambil air (suspensi) kedalam gelas jam;
8)   Susun alat untuk menjebak nematoda :
a.    Lapisi saringan santan dengan kertas saring;
b.    Letakan saringan yang telah diberi/dilapisi kertas saring di atas nampan.
9)        Tuang larutan suspensi kedalam saringan santan yang telah dilapisi kertas saring dan dialasi baki kemudian beri sedikit air pada baki dan biarkan selama 1 x 24 jam.



IV.   HASIL DAN PEMBAHASAN

1.3   Hasil

Dari prosedur kerja ekstaksi yang telah dilakukan, dan hasil ekstraksi diamati dengan mikroskop diperoleh hasil sebagai berikut :
Nematoda diamati dengan mikroskop

image004.jpg



1.4   Pembahasan

Nematoda
Ciri morfologi nematoda:
1)   Tubuhnya tidak bersegmen.
2)   Bentuknya silindris memanjang, kecuali pada beberapa genera yang berjenis kelamin betina.
3)   Simetris bilateral.
4)   Merupakan binatang yang mempunyai tiga lapisan (triploblastik) atau terdiri dari tiga lapis blastula (lapisan ini terbentuk dan berkembang di dalam telur).
5)   Mempunyai rongga tubuh semu.
6)   Tubuhnya transparan (dan tidak berwarna).
7)   Memiliki sistem organ tubuh lengkap, yang berupa sistem pencernaan (memanjang dengan bentuk esofagus yang bervariasi) sistem ekskresi, sistem syaraf, sistem pengeluaran, dan sistem reproduksi. Tidak memiliki sistem peredaran darah.
8)   Nematoda parasit tanaman biasanya mempunyai stilet.
Dinding tubuh nematoda terdiri dari:
1)    Kutikula luar
2)    Lapisan antara
3)   Hipodermis > mensekresikan kutikula baru (Kutikula: Merupakan bagian dinding tubuh bagian luar  yang berfungsi sebagai pelindung bagian di bawahnya).
4)    bagian dalam otot membujur.

Ekstraksi Nematoda
Dalam tata cara atau prosedur keja mengeksrak nematoda dari tanah memiliki tujuan tertentu, seperti pada proses pelarutan tanah menggunakan labu erlenmeyer, hal ini dilakukan agar praktikan dapat dengan mudah mangaduk larutan sehingga dapat menghasilkan larutan yang homogen.
Penyaringan larutan tanah dengan air yang telah homogen dilakukan secara berurutan dengan menggunakan saringan khusus yang memiliki kerapatan/ukuran yang berbeda-beda, yakni ukuran 500, 300, 100, dan 45. Proses penyaringan yang menggunakan saringan ukuran 500 bertujuan memisahkan benda-benda yang berukuran cukup besar, seperti kerikil, dan rumput. Saringan dengan ukuran 300 bertujuan untuk menyaring bongkahan tanah kasar yang sulit untuk larut. Saringan ukuran 100 bertujuan untuk memisahkan partikel tanah yang lebih kecil. Dan proses menyaring dengan menggunakan saringan dengan ukuran 45 bertujuan untuk memisahkan nematoda dari air larutan, sisa yang tersaring pada saringan ini disebut suspensi, dari suspensi ini nematoda dapat dipisahkan dari kotoran tanah dengan menggunakan jebakan. Proses penyaringan dengan saringan ukuran 45 dilakukan 2 kali, hal ini dilakukan karena diperkirakan masih ada nematoda yang tidak tersaring.
Pada proses terakhir yakni proses penjebakan nematoda. Jebakan yang digunakan tentu saja berbeda dengan proses penyaringan. Pada proses ini digunakan saringan santan yang dilapisi kertas kertas saring digunakan untuk menyaring tanah yang masih terbawa. Saringan  diletakkan pada baki dan baki diisi dengan air secukupnya, hal ini dimaksudkan agar nematoda memiliki media untuk bergerak, karena nematoda tidak dapat bergerak tanpa ada media.
Nematoda akan turun dari saringan santan ke baki yang berisi air, pergerakan nematoda ini cukup lambat oleh sebab itu jebakan didiankan selama 1x24 jam. Setelah 24 jam, air pada baki dituang ke cawan petri dan diamati dengan mikroskop.



V.      SIMPULAN DAN SARAN

1.5   Simpulan

Dari praktikum kali ini dapat ditarik kesimpilan bahwa nematoda merupakan mikroorganisme yang termasuk hama, baik itu pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Nematoda juga memiliki karakteristik yang berbeda pada setiap familinya.
Nematoda dapat diamati dengan menjalani metode ekstraksi dan ada bermacam-macan metode ekstraksi yang dapat digunakan, antara lain metode dekantasi, Baskom, Baermann, Corong Semprot, Flotasi, Sentrifus, dan ekstraksi nematoda kista.

1.6   Saran

Mempelajari semua metode ekstraksi nematoda akan sangat diperlukan dalam dunia pertanian karena hal ini dapat dijadikan untuk menganalisis penyakit yang ditimbulkanoleh nematoda.



DAFTAR PUSTAKA




Djiwanti, Setyowati Retno, dan  Supriadi. 2011. EKOBIOLOGI NEMATODA HAWAR DAUN (Aphelenchoides fragariae) PADA TANAMAN SAMBILOTO (Andrographis paniculata). Volume 17 (3) : Halaman 95-100. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor.


Pustikasari, Giasti. 2008. HUBUNGAN STADIA PERTUMBUHAN TANAMAN DENGAN POPULASI NEMATODA PARASIT DAN KEJADIAN PENYAKIT LAYU PADA NANAS (Ananas comosus (L.) Merr.). Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.